Jumat, 16 Oktober 2015

Ini Penyebab Smartphone Android Rentan Malware



Sistem operasi Android telah lama dikatakan rentan dalam urusan keamanan. Kabar terbaru menyatakan, melalui studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Cambridge, disimpulkan bahwa 87 persen smartphone Android memiliki masalah terhadap keamanan.
Lembaga pendidikan tersebut telah melakukan penelitian menggunakan data yang dikumpulkan oleh aplikasi bernama "Device Analyzer". Aplikasi tersebut tersedia di Google Play Store sejak 2011 secara gratis.
Sementara itu, Universitas Cambridge telah mengumpulkan data dari Android Version dan informasi build number lebih dari 20.400 perangkat. Demikian seperti dikutip dari Arstechnica, Rabu (14/10/2015).
Dalam studi tersebut, dari 87 persen smartphone Android yang rentan, setidaknya satu dari mereka pasti memiliki masalah kecatatan dalam sistem.
Seperti diketahui ada 11 permasalahan kecatatan sistem yang paling populer dalam dunia Android. Salah satunya adalah Stagefright.
Peneliti juga mengatakan, penyebab kerentanan yang begitu banyak terjadi di smartphone Android disebabkan oleh OEM (vendor). Vendor kerap kali terlambat bahkan gagal mengirimkan update untuk menambal celah kerentanan di Android.
Seiring dengan penelitian itu, Cambridge pun merilis apa yang mereka sebut sebagai "AndroidVulnerabilities.org". Di dalam situs ini, mereka memberikan penilaian mengenai vendor (OEM) dan perangkat dari yang paling aman hingga rentan.
Studi ini menyebut, Google Nexus, adalah yang paling aman dalam catatan mereka, dengan skor 5,2. Di bawahnya diikuti oleh LG (4,2), Motorola, Samsung, Sony, dan HTC.
Kenapa Google Nexus bisa menjadi yang paling aman? itu disebabkan karena mereka adalah vendor yang giat mendorong update untuk perangkat Nexus. Namun Google pun disindir, sebab meskipun mereka konsisten untuk mengupayakan pembaruan pada perangkat, tetap saja mereka melakukannya dengan cara yang sangat lambat.
Bisa dilihat dari update Nexus, meskipun pembaruan telah tersedia, tetapi baru-benar-benar akan dirilis secara OTA memakan waktu hingga 2 minggu.
Problem lainnya, vendor biasanya tidak lagi akan mengirimkan update kepada perangkat yang berusia lebih dari dua tahun. Meksipun beberapa waktu lalu para vendor berkomitmen untuk mengirimkan update setiap bulan ke perangkat pintar, tetapi dengan kebijakan tersebut, tetap saja perangkat lawas tidak akan mendapatkan solusi.
Karenanya, dalam masalah ini, studi tersebut menyarankan agar para vendor dapat mengirimkan update berkala secara rutin kepada perangkat pintar untuk menambal celah kerentanan keamanan tersebut.

[www.okezone.com]

0 komentar:

Posting Komentar