Jakarta - Media sosial (medsos) telah berkembang pesat. Tak hanya sebagai tempat mencari teman atau ajang narsis, medsos kini ramai menjadi panggung kreativitas hingga tempat berbisnis.
"Awalnya untuk eksis dan narsis, kini bergeser untuk menunjang bisnis," ujar Ardhi Suryadhi, Redaktur Pelaksana detikINET di acara Ngopi Bareng detikINET di Telkom University..
Dicontohkan Ardhi, Instagram awalnya diandalkan untuk menjadi tempat pamer foto saat penggunanya sedang mengunjungi tempat-tempat menarik. Tapi bila diperhatikan sekarang, Instagram sudah 'berfotosintesis' menjadi tempat orang jualan.
"Artinya sudah ada pergeseran dari fungsi medsos, yang juga sudah menjadi ladang bisnis. Selain tentunya untuk mendapat tempat untuk mencari informasi dan lainnya," kata Ardhi.
Hal senada diungkapkan Yukka Harlanda, CEO Brodo. Dikatakannya, medsos sudah bagian dari setiap individu yang ingin terkoneksi di era digital sekarang ini. Hanya saja, aktivitas yang digunakan di medsos bisa positif atau negatif.
"Kalau saya untuk produktivitas dalam berbisnis. Namun ada juga menggunakannya untuk nipu-nipu," ujarnya.
Lain lagi menurut pendapat Dicky Sukmana, Chief Creative Panenmaya. Menurutnya, medsos tak sekadar mengubah bagaimana pengguna memanfaatkannya. Tapi juga turut mempengaruhi perilaku pengguna itu sendiri.
"Dunia sudah berubah, dulu kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan dan papan. Sekarang sandang, pangan dan chargeran," kelakar Dicky.
Termasuk untuk tantangan hidup yang kita temui di era digital saat ini. Bukan lagi tahta, harta dan wanita. "Tetapi sudah harta, tahta dan kuota yang sudah sangat sulit ditinggalkan," lanjutnya yang disambut tawa hadirin.
Kuota di sini, tentunya merujuk pada paket internet yang menjadi akses pengguna ke dunia maya. Sebab Dicky melihat akses internet kian sulit dilepaskan oleh mereka yang sudah terbiasa internetan.
Namun yang disayangkan, lanjut Dicky, saat ini pengguna medsos di Indonesia masih sebatas menjadi konsumen. Padahal jika mereka kreatif melihat peluang menjadi produsen konten juga, tentu akan lebih baik lagi.
"Mari kita mulai membuat konten. Baik tulisan maupun visual karena sangat menjanjikan," ajaknya.
sumber : http://inet.detik.com/ngopi
"Awalnya untuk eksis dan narsis, kini bergeser untuk menunjang bisnis," ujar Ardhi Suryadhi, Redaktur Pelaksana detikINET di acara Ngopi Bareng detikINET di Telkom University..
Dicontohkan Ardhi, Instagram awalnya diandalkan untuk menjadi tempat pamer foto saat penggunanya sedang mengunjungi tempat-tempat menarik. Tapi bila diperhatikan sekarang, Instagram sudah 'berfotosintesis' menjadi tempat orang jualan.
"Artinya sudah ada pergeseran dari fungsi medsos, yang juga sudah menjadi ladang bisnis. Selain tentunya untuk mendapat tempat untuk mencari informasi dan lainnya," kata Ardhi.
Hal senada diungkapkan Yukka Harlanda, CEO Brodo. Dikatakannya, medsos sudah bagian dari setiap individu yang ingin terkoneksi di era digital sekarang ini. Hanya saja, aktivitas yang digunakan di medsos bisa positif atau negatif.
"Kalau saya untuk produktivitas dalam berbisnis. Namun ada juga menggunakannya untuk nipu-nipu," ujarnya.
Lain lagi menurut pendapat Dicky Sukmana, Chief Creative Panenmaya. Menurutnya, medsos tak sekadar mengubah bagaimana pengguna memanfaatkannya. Tapi juga turut mempengaruhi perilaku pengguna itu sendiri.
"Dunia sudah berubah, dulu kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan dan papan. Sekarang sandang, pangan dan chargeran," kelakar Dicky.
Termasuk untuk tantangan hidup yang kita temui di era digital saat ini. Bukan lagi tahta, harta dan wanita. "Tetapi sudah harta, tahta dan kuota yang sudah sangat sulit ditinggalkan," lanjutnya yang disambut tawa hadirin.
Kuota di sini, tentunya merujuk pada paket internet yang menjadi akses pengguna ke dunia maya. Sebab Dicky melihat akses internet kian sulit dilepaskan oleh mereka yang sudah terbiasa internetan.
Namun yang disayangkan, lanjut Dicky, saat ini pengguna medsos di Indonesia masih sebatas menjadi konsumen. Padahal jika mereka kreatif melihat peluang menjadi produsen konten juga, tentu akan lebih baik lagi.
"Mari kita mulai membuat konten. Baik tulisan maupun visual karena sangat menjanjikan," ajaknya.
sumber : http://inet.detik.com/ngopi
0 komentar:
Posting Komentar